Powered By Blogger

Senin, 31 Mei 2010

Tambal gigi amalgam: Berbahayakah?

Apa sih beda tambal gigi menggunakan bahan amalgam, resin komposit dan GIC? Adakah hubungan penggunaan bahan tambalan tersebut dikaitkan dengan kondisi gigi yang akan ditambal? Simak hasil diskusinya yuk!.

Biasanya pemilihan bahan tergantung dari luas wilayah gigi yang akan ditambal. Untuk bagian yang kecil, penggunaan tambalan yang disinar akan lebih membantu. Namun tambalan yang menggunakan sinar, sayangnya biayanya relatif lebih mahal. Jenis tambalan yang menggunakan logam cor, biasanya lebih awet dan tahan lama.

Diperhatikan pula kondisi gigi yang sedang sakit. Bila memang sakit, lebih baik vulva/pulpa nya dibersihkan terlebih dahulu. Penggunaan logam cor/inlay biasanya akan dihindari oleh dokter gigi karena cukup menyita waktu karena melalui proses pencetakan.

Bila bagian yang akan ditambal berada di daerah belakang, gunakan amalgam saja. Composite resin yang disinar umumnya dipakai demi alasan estetika. Ia biasa digunakan pada tambalan gigi depan atau saat membuat seal saja. Namun sepertinya dokter gigi kini agak malas membuat crown, sehingga composite resin digunakan pula untuk tambalan gigi tak hanya untuk gigi depan. GIC sudah jarang digunakan terkecuali pada anak anak kecil dan di puskesmas. Ia sayangnya mudah lepas dan warnanya tak sedap dipandang. Selain itu, keporusan GIC menyebabkan timbulnya bau tertentu yang cukup tak menyenangkan bila dihirup.

Amalgam-Mercuri-Berbahaya? tidak kok. Mercuri yang terkandung dalam amalagam sudah tidak dalam bentuk merkuri bebas yang berbahaya. Amalgam terbentuk dari reaksi kimia merkuri dan alloy, sehingga merkuri tersebut sudah berubah menjadi metal mercury. Jenis metal merkuri ini TIDAK DAPAT diserap oleh tubuh, pun bila tertelan.

Menurut Bapak Danang Birowosuto, PhD-Candidate dari Uni Tech Delft yang juga seorang ahli nuklir yang bidang kajiannya berhubungan dengan merkuri, merkuri baru bisa lepas dari amalgam hanya pada kondisi penggunaan sinar UV yang sangat tinggi/besar sekali. Karenanya secara logis berpikir, saat merkuri dari amalgam dapat dilepaskan melalui penggunaan sinar UV, maka terlebih dahulu gigi geligi kita yang akan hilang oleh sinar UV tersebut. "Biar ente mangap mangap di bawah matahari ber UV tinggi sampai gosong pula, merkuri belum bisa keluar mom!" tulis salah satu mom yang merupakan dokter gigi senior. (DaI/WRM)

sumber:We R Mommies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar