Powered By Blogger

Senin, 31 Mei 2010

SEMEN IONOMER KACA

Semen ionomer kaca tipe 1 dirancang untuk sementasi hasil pengecoran. Komposisi dan kimiawinya sama dengan semen ionomer kaca tipe 2 yaitu terdiri dari bubuk kaca aluminosilikat dan cairan asam poliakrilat, Semen-semen ini juga tersedia dalam jenis konvesional berupa bubuk dan cairan poliasam serta jenis penambahan air untuk pengerasan.
Sifat umum. Semen ionomer kaca mengikat struktur gigi melalui reaksi gugus karboksil dari poliasam dengan kalsium di gigi.Sebagai semen yang sudah diaduk, semen ini mampu membentuk lapisan setebal 25 μm atau lebih tipis. Waktu kerja biasanya lebih singkat daripada semen seng fosfat. Sistem yang dibasahi dengan air cenderung memiliki waktu kerja yang lebih panjang. Semen-semen yang menggunakan air memiliki pengerasan awal yang lebih cepat bila dibandingkan dengan yang menggunakan cairan poliasam.
Kekuatan kompresi dari semen ionomer kaca tipe 1 sebanding dengan semen seng fosfat, dan kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Modulus elastisitasnya separuh dari semen seng fosfat. Jadi semen ionomer kaca tidak terlalu kaku dan lebih peka terhadap perubahan bentuk elastis.
Kelarutannya didalam air selama 24 jam pertama cukup tinggi. Sangatlah penting bahwa semen dilindungi dari kontaminasi cairan selama periode 24 jam ini. Setelah semen matang sempurna, semen ini menjadi salah satu semen non-resin yang paling tahan terhadap kelarutan dan disintegrasi didalam rongga mulut.
Sifat Biologi. Semen ionomer kaca melekat erat dengan struktur gigi dan mencegah infiltrasi cairan mulut diantara muka semen dan gigi. Sifat khusus ini ditambah dengan sifat asamnya yang tidak terlalu mengiritasi, seharusnya dapat mengurangi frekuensi kepekaan pasca operatif. Meskipun demikian, kadang-kadang ada laporan kepekaan pasca sementasi. Laporan ini sepertinya lebih sering terjadi pada formula pengerasan dengan air.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi potensi iritasi. Salah satunya adalah pH dan lamanya sifat asam ini bertahan. Terlepas dari jenis formula semen ionomer, jika kepekaan pasca operatif ini terjadi kemungkinan ada satu atau dua kondisi yang menimbulkannya, termasuk diantara kondisi ini adalah pulpitis yang sebelumnya memang sudah ada, preparasi kavitas yang sangat dalam, serta ketebalan minimal dari dentin yang mengurangi waktu penembusan bahan iritan kedalam pulpa dan masuknya bakteri disepanjang pertemuan semen dan gigi.
Jika restorasi akan disemen dengan semen ionomer kaca, perlu dilakukan tindakan perlindungan pulpa. Pertimbangan biologis harus didahulukan daripada pertimbangan-pertimbangan lain, misalnya potensi adhesi yang menjamin adanya ikatan yang kuat dengan struktur gigi. Lapisan olesan pada permukaan potong dari preparasi kavitas tidak boleh dihilangkan tetapi harus dibiarkan utuh sehingga dapat menjadi penghambat penetrasi asam dari semen ke tubulus dentin. Semua daerah preparasi yang dalam harus dilindungi dengan selapis tipis semen kalsium hidroksida yang bisa mengeras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar